Nias memiliki budaya yang sangat menarik. Lompat batu merupakan salah satu
contoh budaya yang paling terkenal dan unik, dimana seorang pria melompat
diatas sebuah tumpukan batu dengan ketinggian lebih dari 2 meter. Lompatan itu
untuk menunjukkan kedewasaan seorang pria, para pengunjung dapat menyaksikan
lompat batu tersebut didesa Bawomatolua, Hilisimaetano atau didesa sekitarnya.
Lompat batu dilakukan untuk
menunjukkan kedewasaan seorang pria, walaupun hal ini sangat berbahaya tetapi
menjadi sebuah olahraga yang menyenangkan.
Hombo Batu
Tarian perang tradisional Nias juga sangat menarik tetapi jangan takut
karena tarian ini bukan untuk menunjukkan perang yang sebenarnya. Para penari
mengenakan pakaian tradiional, pakaian yang terbuat dari sabut ijuk dan serat
kulit kayu dan kepala mereka dihiasi dengan bulu burung, dan ditangan mereka
membawa tombak dan perisai.
Nias memiliki rumah adat yang sangat menarik. Rumah tradisional yang tertua
dan terluas yang dinamakan Omo Sebua, yang merupakan rumah asli dan suku yang
suka perang terdapat di dea Bawomatulou atau “Sunhill”. Rumah ini tingginya
mencapai 22 m dan beberapa tiangnya lebih tebal dari 1 m. Rumah ini masih
dimiliki dan ditempati oleh keluarga kerajaan.
Dikebudayaan Nias
tarian tradisional merupakan hal penting dan masih ada sampai sekarang,
contohnya:
1. Maluaya (tari
perang), terdapat diseluruh daerah Nias. Di
bagian utara namanya Baluse. Tarian tersebut ditarikan minimal 12 orang pria,
dan bila lebih maka akan lebih baik. Pada umumnya lebih 100 orang, gerakannya
sangat kuat. Maluaya in PP Batu berbeda dengan daerah Nias lainnya, di PP Batu
para wanita juga turut menari. Para wanita menari dengan langkah kecil yang
lemah gemulai. Tarian Maluaya ditarikan pada upacara pernikahan untuk
masyarakat kelas atas, penguburan dan pesta untuk menyambut pendatang baru.
![]() |
Maluaya
|
2. Maena adalah
sebuah tarian khas dari Nias Utara yang ditarikan oleh wanita dan pria,
biasanya ditarikan pada uapacara pernikahan.
|
Tari Maena
|
3. Forgaile adalah
sebuah tarian khas Nias Selatan yang ditarikan oleh wanita untuk
mengekspresikan rasa hormat dan untuk menyambut tamu khusus dan memberikan
mereka sirih tradisional. Di bagian Utara dinamakan Mogaele dan dapat ditarikan
oleh wanita dan pria.
4. Foere adalah tarian yang
menampilkan lebih dari 12 penari wanita, diiringi dengan seorang penyanyi.
Tarian ini merupakan bentuk dari penyembahan untuk berakhirnya kematian dan
bencana.
5. Fanarimoyo adalah sebuah tarian yang ditarikan
di Nias Selatan dan Utara oleh 20 penari wanita, kadang-kadang didalam
lingkaran ditarikan oleh penari pria. Dibagian utara tarian ini dinamakan Moyo.
Tarian ini dimulai dengan gerakan seperti elang terbang dan ditampilkan untuk
acara hiburan. Tarian ini menggambarkan seorang gadis yang harus menikahi pria
yang tidak dicintainya. Dia berdoa supaya menjadi seekor elang yang dapat
terbang.
![]() |
Fanarimoyo
|
6. Foluaufaulu adalah upacara yang manandakan
kedudukan status seseorang pada zaman megalithikum. Dalam upacara ini ditarikan
kedua tarian Maluaya dan Foere.
7. Famadaya Hasijimate
(Siulu) adalah sebuah upacara pemakaman bagi keturunan raja di
Nias Selatan. Di dalam upacara ini, tarian Maluaya ditarikan dibawah pimpinan
desa Shaman, peti mati diukir dari batang kayu pohon dan ukiran kepalanya
dihiasi dengan sebuah batang kayu untuk memperlihatkan dasarnya setelah itu
zenajah tersebut dikuburkan.
8. Mandau Lumelume adalah
sebuah tarian dengan tujuan untuk memanggil roh. Tarian ini hanya ada di PP
Batu.
9. Manaho adalah
tarian yang ditarikan pada acra pernikahan dan untuk menyambut tamu penting.
Penari wanita berjejer didepan dan penari pria yang berada disamping melakukan
gerakan yang mirip dengan tarian perang. Karena tarian ini sangat mahal
biasanya masyarakat kelas bawah menarikan tarian Boli-boli. Tarian ini
ditarikan didalam gedung, dengan tujuan agar tamu tidak erasa bosan. Tarian ini
hanya ada di PP Batu.
10. Tari Tuwa adalah
tarian yang menampilkan seorang penari wanita/pria diatas sebuah meja batu,
dengan tujuan untuk menghormati para pemimpin.
11. Fadabu adalah
sebuah upacra untuk mempertunjukkan kekebalan seseorang. Sebuah pertunjukkan
yang menikam dirinya sendiri dengan benda tajam. Didalam bahasa Indonesia
namanya Dabus dan banyak dijumpai di Indonesia.
|
Fadabu
|
12. Silat Nias adalah
sebuah bentuk seni perang tradisional yang lebih menekankan kepada sisi seninya
daripada sisi perangnya. Masyarakat Aceh dan Pesisir memperkenalkn tarian ini
ke Nias. Ada banyak jenis nama-nama tarian ini : Starla,
Aleale, Sangorofafa, famosioshi, dll.
13. Fatabo adalah sebuah peristiwa unik di PP Batu.
Fatabo bukan sebuah tarian hanya sebuah cara untuk menangkap ikan diair yang
dangkal. Dua baris orang yang masing-masing dibawah pimpinan, berjalan
meninggalkan air tersebut dan membawa sebuah kotak. Pemimpin tersebut meminta
agar dibuat suara keras dan memukul air tersebut dengan tongkat, kemudian
mereka berjalan diatas tanah, menyembunyikan kotak tersebut dan menyimpan ikan
tersebut diantara mereka dan pantai. Di pantai lain barisan pria bergerak
melemparkan jaringan untuk menangkap ikan. Keseluruhan peristiwa ini adalah
sebuah nilai seni yang mempunyai irama musik dan keributan. Fatabo sangat populer di pulau Sigata dan desa Wawa di
tanah Masa. Sekarang sangat jarang dijumpai di Nias.
Beberapa alat musik
yang digunakan adalah :
Dolidoli adalah sejenis gamelan
yang terbuat dari kayu atau bambu. Garamba adalah gong besar dan sangat penting
dalam musik tradisional Nias. Faritia adalah sebuah alat pemukul. Fondrahi
adalah sebuah drum kecil yang terbuka disatu sisinya, bentuk yang lebih besar
dinamakan Gondra.
|
Garamba Nias
|
http://www.lpamnias.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar